Tragedi jalan sempit
Karena nya aku harus melewati sebuah jalan sempit yang gelap dan hanya diterangi lampu yang jauh di ujung jalan ini. Kerena gelap nya aku bahkan tak tahu apa yang ku pijak saat ini.
Gina. Gadis empat belas tahun itu mengajak ku bertemu di jalan sempit ini. Kalau bukan karena nya aku tak mau keluar malam dan melewati jalan yang menyeramkan. Itu karena aku menyukainya, aku menyukainya saat hari pertama masuk sekolah di kelas delapan.
Dia adalah orang yang tertutup, tak banyak bicara, dan tak pernah menatap mata orang lain. Mungkin orang lain menganggapnya aneh, tapi aku melihat dia sangat lah istimewa dan spesial. Aku sangat penasaran tentang dirinya. Yang kutahu hanyalah namanya dan umurnya saja, selebihnya aku tak mengetahui apa apa tentang dia.
Entah kenapa suasana di jalan ini semakin seram saja setiap harinya. Mungkin karena jalan ini diapit oleh gudang kosong dan rumah besar tempat seorang dokter hewan tinggal. Jadi wajar saja jika aku mendengar suara menyeramkan anjing dan jeritan kucing yang mengerikan.
Kata orang orang dokter hewan itu sangatlah meyeramkan dengan tubuh besar dan masker nya. Jarang sekali orang yang melihat dokter itu keluar rumah. Atau lebih tepatnya tidak ada yang melihat karena jarang orang yang melewati jalan ini. Mungkin aku satu orang pertama sejak dua minggu lalu.
Meski aku tak pernah melihatnya, tapi aku bisa membayangkan bagaimana seramnya dokter itu. Sehingga membuat kakiku gemetaran dan kepalaku berkeringat dingin. Apalagi saat membayangkan kematian dua sahabatku di jalan sempit ini.
Ya, kedua sahabatku mati menganaskan di jalan sempit ini.
....
Berita semalam membuat sekolah diliburkan. Kematian tidak wajar Kiki menggetarkan seluruh media. Tapi, kematiannya di putuskan hanyalah karena serangan anjing sakit milik seorang dokter hewan. Tapi menurutku itu sangatlah tidak mungkin. Bagaimana bisa anjing sakit bisa memutuskan kepala seorang Kiki yang lehernya dilapisi lemak tebal, bahkan anjing sehat pun tak bisa melakukan itu.
Terlihat wajah Fiko yang sangat takut. Wajahnya terlihat panik menatapku dengan tatapan khawatirnya. Ia tak dapat berkata kata lagi. Dia hanya bisa duduk ketakutan di depan nisan Kiki. Semoga Kiki dapat tempat yang baik disana. Setelah mendoakan Kiki kami pamit dan memutuskan untuk pulang
Malam nya aku terus memikirkan kematian Kiki yang sangatlah mengerikan. Aku masih tak percaya sahabatku yang menghibur dan baik itu akan meninggal dengan kepala yang terputus.
Dengan pikiran yang masih melayang layang, tiba tiba terdengar suara telepon berbunyi. Dan orang itu berteriak, "TOLONG AKU!!". Teriak orang itu dengan sangat mengeriakan dan setelah itu ia mematikan teleponnya.
Fiko, itu suara Fiko. Langsung saja aku berlari ke jalan sempit tempat kematian Kiki. Aku berlari dengan sekuat tenaga.
Tak jauh dari jalan sempit itu, aku melihat Gina. Ia terduduk dengan lemas dan saat aku menghampirinya, PAKAIANNYA PENUH DENGAN DARAH.
"Ada apa Gin?. Dimana Fiko?" tanyaku dengan panik dan khawatir.
"Fiko, Fiko udah enggak ada.." tangisnya sambil memelukku. Aku langsung memapahnya untuk pergi menjauh dari jalan itu.
Aku tak bertanya banyak pada Gina karena wajahnya yang sangat ketakutan. Dia terlihat lelah, panik, dan gemetaran. Aku tahu bahwa ia tahu siapa pembunuh sahabatku.
Tak lama kita berjalan tiba tiba ia minta berhenti di depan sebuah rumah besar. Dan dia berterimakasih padaku karena telah menolongnya. Ia juga turut berduka atas kematian sahabatku. Sahabis itu aku pun pulang dengan keadaan lelah.
Awalnya aku ingin kembali untuk membatu Fiko. Tapi kupikir ia sudah tak selamat. Jika aku kembali mungkin aku juga tidak selamat.
....
Sebelum malam itu, Fiko sudah bilang bahwa ia akan menemui Gina. Karena Gina bilang padanya kalau ia tahu siapa yang membunuh Kiki. Awalnya aku ingin ikut bersama Fiko, tapi ia melarangku karena Gina memintanya untuk pergi sendiri.
Oleh karena itu aku menemui Gina untuk mengatahui siapa pembunuh sahabatku. Aku sangat kagum dengan nya karena ia berani datang lagi ke jalan ini padahal ia sudah hampir mati waktu itu.
Suasana di jalan ini semakin mencekam. Di tambah lagi dengan suara lolongan anjing dan jeritan kucing. Dinginnya udara malam ini menusuk tulang tulangku. Bersama dengan aroma darah kedua sahabatku membuat aku ingin pingsan. Tapi karena rasa penasaranku, aku terus berjalan walau dengan ketakutan yang besar.
Gudang kosong yang berada di sebelah kananku sangatlah gelap dan berdebu. Terlihat seperti rumah kosong berhantu karena memang gudang itu sangatlah kotor dan tua.
Rumah dokter hewan di sebelah kiri juga tak kalah menyeramkannya. Aroma kotoran hewan sakit menusuk hidung ku. Wajar saja bila tak ada yang ingin melewati jalan ini. Apalagi dengan pagar hitam yang menjulang tinggi menambah kesan menyeramkan rumah ini.
Akhirnya, aku melihat tubuh Gina di depan pagar rumah dokter hewan. Ia terlihat sangat tengang dan gemetaran. Wajar saja mungkin ia sedang ketakutan. Sebentar lagi aku akan sampai padanya. Karena jarak antara aku dan dia tinggal enam meter.
Gina pov.
Laki laki itu lama sekali. Hanya melewati jalan kecil ini saja ia harus memakan waktu lima menit. Tapi untungnya ia sudah semakin dekat dengan ku. Aku tak sabar untuk segera melihat wajahnya.
Semua orang menghinaku. Mereka menghinaku karena laki laki itu menyukaiku. Mereka bilang bahwa aku sangatlah tak tahu diri dan memalukan. Padahal aku tak pernah menyukainya sedikit pun. Bahkan aku sangat membencinya dan sahabatnya. Karena mereka sangat di sukai oleh semua orang dan di idolakan semuanya.
Tapi sebentar lagi ia akan di kasihani oleh semua oarang. Setelah sahabat nya, kini gilirannya untuk menerima balasan karena telah menyukaiku dan membuatku dihina.
___________________Iz____________________
Cerita in hanya fiktif dan dibuat hanya untuk menghibur. Author harap pembaca dapat manikmati dan menyukai cerita ini. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam ejaan, tanda baca, maupun kalimatnya.
Buat kalian yang ingin tahu siapa Author dan hal lainnya tentang Author. Dapat kunjungi [Tentang Kami].
Buat kalian yang mempunyai kritik, saran, atau pertanyaan dapat disampaikan melalui komentar atau kunjungi [hubungi Kami].
Jangan lupa untuk share cerita ini agar semua orang dapat menikmatinya. Terimakasih.


Caranya komen gimana ya? ����
ReplyDeletePsycopath😰
ReplyDelete